Dimana Semangatmu Para Pemuda ???
Ketika Pemuda Tak Lagi Bermimpi untuk Kejayaan Islam
Ketika berbicara tentang pemuda, ada banyak hal yang terlintas dalam pikiran kita. Kata “pemuda” seolah menjadi lambang dari kekuatan, kearifan, kecerdasan, dan kejayaan. Kata inilah yang biasanya digunakan oleh pemimpin hebat dalam menggambarkan kekuatan militernya. Kenapa tidak orang tua, anak –anak, remaja, atau dewasa? Kenapa mesti menggunakan kata “pemuda”? Yuphz, kita semua pasti tahu alasannya. Itu karena kata tersebut menggambarkan potensi yang luar biasa. Kecemerlangan tiada batas. Karena dari seorang pemuda terlahir ruh perubahan dan peradaban. Seperti bukit yang menggemakan semangat perjuangan dan kejayaan. Laksana ombak yang menerjang tajam karang-karang kebatilan.
Potret Pemuda Islam Masa Lalu
Mari kita kembali mengenang sejarah. Masih ingatkah kisah pemuda hebat di era gemilangnya peradaban Islam? Kisah para sahabat Rasulullah saw., para tabi’in, hingga kisah di era Dinasti Turki Ustmani. Mereka berhasil menegakkan panji-panji Islam. Dengan semangat yang menggebu di dalam dada. Dengan cinta yang begitu mengharu biru pada Dzat yang menciptakannya hingga sama sekali tidak takut mengorbankan nyawa.
Mungkin kita lupa. Dulu Islam pernah berjaya. Berkuasa hampir di 2/3 dunia. Mereka, pemuda Islam, mengharungi samudra tanpa rasa takut. Merentas benua dengan berpegang teguh pada janji-janji Allah swt. atas segala pengorbanan. Dengan keikhlasan hati nurani dan ketulusan jiwa mereka berjuang. Demi menegakkan kalimat Allah di segala penjuru dunia. Dengan keyakinan teguh bahwa Islam pasti berjaya hanya bermodalkan karunia, Al-Quran, dan As-Sunnah. Sejarah telah jelas mengajarkan kita. Seandainya kita serius belajar dan mengambil pengalaman dari sejarah pastilah kita tahu bahwa dahulu kaum kafir begitu takut kepada umat Islam. Kenapa ? Itu karena keimanan dan ketaqwaan yang begitu kokoh. Laksana benteng yang berdiri dengan gagah. Bahkan kematian menjadi hal yang dinanti demi gelar mulia, “syuhada”. Coba pikirkan dengan seksama. Mana ada manusia yang menanti kematian sebagai jaminan surga baginya. Mana ada manusia yang dengan senang hati menawarkan diri untuk sebuah kematian. Hanya demi janji yang diucapkan Allah kepada mereka lewat perantara Rasulullah saw. dan malaikat Jibril.
Prestasi dan Kegemilangan Tanpa Batas
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Sebagai pribadi yang besar, kita juga harus menghargai jasa para pahlawan kita. Bukan hanya pahlawan kemerdekaan Indonesia tapi juga pahlawan perentas kebatilan, yaitu Rasulullah saw., para sahabat, tabi’in, dan semua umat Islam yang dahulunya mengorbankan nyawa demi syi’ar agama Allah. Tanpa mereka mungkin kita tidak mengenal Islam seperti sekarang ini. Tanpa perjuangan dan derita Rasulullah bersama mereka mungkin kita masih berada dalam masa kebodohan dan kesesatan yang nyata.
Umat Islam adalah umat terbaik. Allah sendiri yang telah memastikan itu jauh-jauh hari sebelum kita dilahirkan kedunia ini. “Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf , dan mencegah dari yang mungkar, serta beriman kepada Allah.” (QS. Ali ‘Imran : 110) Hal ini juga dibuktikan dengan perkembangan pesat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan medis. Ilmuan-ilmuan hebat pertama kali lahir dari lingkup peradaban Islam. Jauh-jauh hari sebelum Louis Pasteur menemukan adanya jasad renik, Syaikh Aaq Syamsuddin (Muhammad bin Hamzah Ad-Dimasyqi Ar- Rumi)sudah lebih dulu berbicara tentang adanya kuman yang menyerang tubuh manusia dan menimbulkan penyakit di dalam kitabnya Maadat Al-Hayaat. Dalam bidang ilmu eksak, Jabir Ibnu Hayan, Al-Khawarijmi, Ibnu Sina, Ibnu Al-Haytham, dan masih banyak ilmuan Islam lainnya yang menyumbang pengetahuan untuk dunia.
Prestasi Para Sahabat
Sejak usia yang masih belia, para sahabat sudah dididik menjadi sosok yang cemerlang. Hal ini bukan hanya karena pendidikan tapi juga karena keinginan yang kuat di dalam diri mereka untuk mengukir prestasi gemilang. Mereka begitu yakin akan sabda Nabi saw. dan ukiran kalimat Allah yang begitu bermakna. Al-Quran tak sekedar bahan bacaan yang harus dikhatamkan. Lebih dari itu, mereka menjadikannya sahabat. Harta yang paling berharga dan menjamin surga. Inilah potret idola kita selain keempat Khalifah ra.
Amr Bin ‘Ash : Pembebas Mesir dari Cengkeraman Romawi
Amr tak hanya seorang pendekar yang tangguh dan panglima perang seperti Ali bin Abi bin Abi Thalib dan beberapa sahabat lain. Ia tidak hanya seorang diplomator yang ulung seperti Muawwiyah . Tapi juga seorang negarawan yang pintar memerintah. Pikirannya tajam, cepat tanggap, dan memiliki pandangan yang luas. Pemuda yang satu ini berhasil mengalahkan arthabon Romawi dengan kemenangan mutlak di Syiria
Zubair bin Awwam : Pembela Rasulullah
Zubair termasuk tujuh orang yang mula-mula memeluk agama Islam di usia 15 tahun. Ia juga orang pertama yang menghunuskan pedang di jalan Allah. Kelebihannya sebagai panglima perang tergambar pada dirinya secara sempurna. Dalam sebuah Hadits Rasulullah saw. bersabda, “Setiap Nabi mempunyai pembela dan pembelaku adalah Zubair bin Awwam”.
Thalhah bin Ubaidillah : Syahid yang Hidup
Thalhah menjadi orang keempat yang menyatakan Islam di hadapan Abu Bakar. Ia digelari Asy-Syahidul Hayy (syahid yang hidup). Julukan ini diperolehnya dalam perang Uhud. Tujuh puluh sembilan luka bekas tebasan pedang, tusukan lembing, dan lemparan panah memenuhi tubuhnya. Pergelangan tangannya pun putus sebelah. Selain itu, Rasulullah juga memberinya gelar Thalhah Al-Jaud (Thalhah yang pemurah), Thalhah Al-Fayyadh (Thalhah yang dermawan), dan masih banyak lagi gelar lainnya.
Usamah bin Zaid : Panglima Terakhir Rasulullah
Usamah merupakan panglima pasukan Islam termuda yang pernah ditunjuk Rasulullah saw. Ketika itu usianya baru 18 tahun. Dalam usianya sangat muda itu, Usamah berhasil mengalahkan lawan hanya selama 40 hari dan kembali ke Madinah dengan sejumlah harta rampasan perang yang besar tanpa menjatuhkan korban satu orang pun. Masih banyak lagi contoh kegemilangan pribadi para sahabat. Untuk mempelajari tentang mereka, kita dapat membaca dan belajar dari buku-buku shirah sahabat dan shirah nabawiyah.
Potret Pemuda Islam Masa Kini.
Sayang sekali, sejak runtuhnya Dinasti Turki Utsmani , kejayaan Islam memudar. Pemuda-pemuda Islam tak lagi memiliki impian untuk mengembalikan kejayaan. Bahkan beberapa dari mereka bisa dikatakan sama sekali tidak mengenal sejarah tentang kejayaan peradaban Islam di ratusan tahun yang lalu. Pemuda masa kini tidak lagi menjadikan Rasulullah dan pemuda Islam yang hebat sebagai idola. Mereka seakan-akan lupa bahwa dunia membutuhkan mereka.Hanya sedikit dari keseluruhan jumlah umat Islam yang memiliki impian untuk mengembalikan kejayaan seperti sedia kala.
Seorang pemuda harusnya mampu mengikuti jejak para pendahulunya. Sampai kapan pun firman Allah tidak akan pernah berubah. Kebenarannya tidak akan pernah diragukan. Umat Islam adalah umat terbaik. Sekarang berpulang kepada generasi penerusnya. Mau dibawa kemana peradaban gemilang tersebut. Kita bukan tidak mampu. Hanya saja mungkin gelora itu belum muncul di permukaan. Karena tidak kenal dan tidak mau kenal dengan agamanya sendiri. Hal inilah yang membuat perkembangan umat Islam terhambat.
Melihat kondisi para pemuda saat ini sangat memprihatinkan. Ironisnya, ketika sebagian teman-temannya mengungkapkan kebenaran, memperjuangkan kebaikan, mensosialisasikan Islam malah diklaim sok alim, sok suci, dsb. Bahkan kebanyakan mereka justru berada di barisan paling depan untuk memusuhi para penyebar dakwah. Ketika aksi menolak Valentine’s Day diledakkan, mereka justru berbondong-bondong update status di FB dan jejaring sosial lainnya untuk memboikot aksi ini. Apakah mereka tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan sungguh tidak benar. Musuh manusia yang sebenarnya adalah syaitan. Musuh nyata yang tidak terlihat oleh mata. Musuh yang pergerakannya halus namun tepat menghujam di dalam dada. Wahai saudaraku, ingatlah firman Allah ini :
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”(Qs. Al-Baqarah : 208)
Seorang pemuda harusnya menyadari bahwa Islam merupakan rahmat bagi seluruh alam. Islam itu agama sempurna yang mengatur semua sistem dalam kehidupan dengan sempurna. Tergantung bagaimana kita mengolah semua ilmu itu untuk disumbangkan kepada dunia. Allah telah menjadikan ilmu dan menciptakan dunia dengan seluruh isinya agar kita berpikir dan mempelajarinya untuk kemudian mengagungkan nama-Nya atas segala yang telah Ia berikan untuk kita. Namun ternyata tak semua pemuda menyadari hal itu.
Di Indonesia sekarang ini memang sulit menemukan karakter pemuda seperti contoh yang telah ada. Akan tetapi bukan berarti tidak ada. Sebagian kecil dari pemuda Indonesia mampu untuk menjadi pemuda yang amanah. Pemuda yang mampu memperbaiki diri dan memperbaiki umat, berwawasan luas, mengenal hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah dan sebagai warga negara yang baik serta melaksanakan tuntutan Al-Quran dalam Surat Al-Anfaal ayat 27 untuk melaksanakan semua amanah yang dipercayakan padanya. Pemuda gemilang yang akan membawa perubahan. Pemuda harapan bangsa.
Bangkitlah wahai pemuda ahli surga. Bangun kembali peradaban Islam. Tegakkan kalimat Allah di seantero dunia. Tatapan masa depan dan sadarlah. Kehidupan abadi itu adalah di akhirat kelak. Kenali dirimu, kenali Rabb-mu, dan jangan sia-siakan masa muda untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Mulailah merajut impian dengan langkah pasti. Semoga Allah membimbing dan melimpahkan rahmat-Nya atasmu. Aamiin.
BANGKITLAH !!
HARAPAN ITU MASIH ADA.
sumber : Buletin Kinetik edisi 01
Tidak ada komentar:
Posting Komentar