Saudara/i Q, memang benar iman itu kadang naik n’ kadang turun. Nah.. menyikapi persoalan tersebut, Kaderisasi Alkamil mw bagi2 tips neH untuk Qm2 yg pada futur alias turun iman. Jangan khawatir br0, hal itu biza diatasi kLo Qm mw ngikutin bbrapa saran d’bwah ne. hehe....
1.
Memegang/tetap menjaga amalan ketika sedang futur
Ketika
semangatmu sedang meredup, tetap jaga ruhiyahmu. Jika malas untuk mengamalkan
sunnah ea cukup jaga yang wajibnya saja. Hati2 Lhoooo.. KaLo Qm jg
ikut2-an maLes ngamalin yang wajib tandanya hidayahmu mgkn mw
diambil ge tuh ma Yang Kuasa. Pada ga mau kan???
2.
Berusaha melakukan amalan sunnah ketika
sedang futur.
Amalan sunnah akan membantumu meredupkan
gejolak nafsu dan rasa malas.
3.
Buat target untuk diri pribadi dan tempel didinding.
Ayoo buruan tetapin
targetmu n’ lau perlu buat jg target utk meng-‘iqob dirimu ndri Lau Qm ga bs
capai targetmu.
4.
Membaca terjemahan Al-Quran ketika
tilawah.
Bukankah Al-Quran
itu adlah obat dr segala penyakit di dalam dada? Lembutnya tutur kata Allah
dalam Al-Quran bs ngebuat hatimu tenang n’ bersemangat kembali.^^
5.
Curhat sama teman terdekat ketika sedang futur dan
minta dinasehati.
Jangan malu untuk
curhat ma tmen yg Qm prcaya n mnta solusi tentang masalah futurmu itu eaaa....
6.
Bandingkan dirimu dengan saudara2
seiman yg lebih banyak amalannya
Coba lihat
tmen-tmenmu. Amalan mereka banyak. Qm???? Masak mau kalah siyh? Apa ga malu??
7.
Ikud kajian keislaman
Dengan
ikud kajian, ruhiyahmu dapat banyak makanan n’ bs ngecas ge shingga Qm bs
ngtasin futur yg buat Qm galau.. hehehe (Wallaahu a’lam bishshawaab)
Yang
terpenting, “Jangan lupa berdo’a dan memohon pada-Nya”. Lawan hawa nafsumu. Qm
pasti bisa ! J
MuTiaRa HikmaH :
“Ketahuilah oleh kalian bahwa kunci kekuatan
kalian ada pada keikhlasan dan kebenaran. Sampai-sampai para pendukung
kebatilan ingin menghimpun kekuatan dari keikhlasan mereka dalam melakukan
kebathilan. Keikhlasan pada pengabdian kita di jalan inilah yang akan
mengokohkan dakwah kita.” (Badiuzzaman Said Nursi ra.)
“Tidak ada
seorang pun yang meninggalkan suatu keburukan yang ia rasakan nikmat, hanya
karena Allah, kecuali pasti ia akan menemukan gantinya dari Allah.” (Ibnu
Sirin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar